Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Batuan Sedimen yang Merekam Transgresi dan Regresi Laut


Keberadaan samudera atau lautan memainkann peran penting dalam dinamika geologi, baik dalam membentuk muka bumi maupun susunan batuan sedimen pada daerah tertentu. Salah satu fenomena yang mempengaruhi dinamika tersebut adalah peristiwa transgresi dan regresi laut. Kedua kejadian alam ini terkadang disalahpahami sebagai kejadian pasang-surut air laut seperti yang dapat diamati sehari-hari. Pasang-surut muka air laut pada umumnya dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan terjadi dalam waktu singkat, serta memiliki periode tertentu yang dapat diprediksi. Sebaliknya, transgresi dan regresi dipicu oleh aktivitas tektonik maupun kejadian klimatologis dalam cakupan wilayah luas dalam jangka waktu bertahun-tahun, sehingga dianggap tidak mudah untuk diperkirakan secara pasti.



Singkapan yang menampilkan gejala siklus transgresi dan regresi (sumber: dokumen pribadi)
Proses pengendapan sedimen di lingkungan laut dangkal dan pesisir dikontrol oleh energi yang terbentuk pada titik di atas daerah paparan benua. Energi yang berada pada lingkungan ini amat dipengaruhi oleh tingkat kedalaman air laut. Sehingga, setiap perubahan yang terjadi pada ketinggian muka air akan diikuti pula dengan perubahan kedalaman air pada titik di atas paparan benua. Selanjutnya, proses simultan ini membentuk energi baru dengan tingkatan tertentu, baik semakin kuat energinya ataupun semakin lemah. Kondisi ini pada umumnya mendorong terjadinya sortasi ukuran material sedimen yang dapat terendapkan atau sebaliknya. Alhasil, sedimen yang terendapkan akan membentuk suatu fasies yang berbeda dengan pola strata sebelumnya. 

Transgresi laut adalah suatu fenomena geologi yang terjadi selama muka air laut meningkat secara relatif terhadap ketinggian muka daratan. Fenomena ini diikuti dengan perubahan garis pantai yang bergerak menuju permukaan tanah yang lebih tinggi dan menciptakan banjir.  Transgresi dapat disebabkan baik oleh penurunan permukaan tanah atau volume air laut pada cekungan samudra meningkat (kapasitas atau volume cekungan samudera berkurang). Fenomena transgresi dan regresi dapat dipicu oleh aktivitas tektonik, seperti orogenesis, perubahan iklim yang ekstrim: zaman es atau perubahan isostatic yang lalu diikuti dengan terjadinya berkurangnya lapisan es ataupun material sedimen. Kedua pemicu tersebut akan menyebabkan air laut meningkat jauh naik ke permukaan daratan dibanding sebelumnya.

Pada kejadian ini akan dijumpai sedimen laut (lempung dan batugamping) yang diendapkan di atas sedimen lingkungan pantai asal darat (pasir). Kejadian ini membentuk suatu sekuen yang terdiri dari (dari bawah ke atas): pasir - lempung - batugamping. Fenomena transgresi secara maksimum terjadi ketika sedimen yang paling halus (lempung) mencapai titik terjauh ke arah darat. 

Regresi laut adalah suatu proses geologi yang terjadi ketika wilayah dasar laut yang terbenam terekspos ke permukaan air laut. Pola ini berbanding terbalik dengan peristiwa transgresi laut yang terjadi ketika luapan air dari lautan menutupi daerah yang sebelumnya merupakan wilayah daratan. 

Pada kasus ini, material sedimen asal darat akan diendapkan di dasar samudra yang berada jauh dari posisi asalnya. Dengan demikian, akan terbentuk suatu sekuen yang terdiri dari: batugamping – lempung – batupasir. Regresi maksimum terjadi ketika sedimen berukuran kasar (pasir atau gravel) mencapai jarak terjauh ke arah laut. 

Perlu diingat bahwa proses yang dijelaskan ini merupakan suatu framework yang ideal. Proses di atas dapat terjadi tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain seperti keberagaman litologi yang terdapat pada lingkungan sekitar, struktur geologi, sedimentologi, klimatologi, dsb. Dengan kata lain, anda tidak akan selalu menjumpai batugamping pada daerah yang dahulu diduga merupakan bagian dari wilayah laut, malah sebaliknya, anda dapat menemukan konglomerat dan breksi asal darat di daerah tsb.








Diterjemahkan dan disadur dari artikel berjudul How to Identify Transgression and Regression in a Sedimentary Outcrop di www.geologyin.com

Post a Comment

0 Comments